Kabupaten Banjar, matarakyat.co.id – Unit Reskrim Polsek Gambut berhasil mengungkap kasus pencurian dengan pemberatan yang terjadi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Banjar pada Minggu (24/8/2025) sore.
Hal itu diungkapkan, Kapolres Banjar AKBP Dr. Fadli didampingi, Kasat Reskrim AKP Hal itu dikatakan, Kasat Reskrim Polres Banjar, AKP Bara Pratama Maha Putra, Kapolsek Gambut AKP Andre Primaraharja Wirahmawan, Kasi Humas Polres Banjar, AKP Suwarji.
“Seorang pria berinisial R (29), warga Gambut yang diketahui merupakan residivis kasus narkoba tahun 2021, diamankan polisi setelah aksinya terekam kamera CCTV sekolah,” kata Kapolres.
Kapolres menyampaikan, kejadian berawal saat saksi berinisial A mendapat kabar bahwa buku nikah miliknya ditemukan tercecer di jalan. Padahal, buku tersebut disimpan di dalam tas ransel yang berada di ruang sekolah MAN 3 Banjar.
“Merasa curiga, saksi kemudian mengecek ke lokasi dan mendapati ruang koperasi sekolah dalam keadaan terbuka dengan pintu yang rusak serta kondisi ruangan berantakan,” bebernya.
Setelah dilakukan pengecekan CCTV, lanjut Kapolres tampak seorang pria yang kemudian diketahui sebagai R sedang beraksi di sekolah tersebut.
“Barang yang hilang di antaranya uang tunai Rp100 ribu serta satu unit amplifier merk G.A.S. Total kerugian ditaksir mencapai Rp3,1 juta,” ungkapnya.
Keesokan harinya, Senin (25/8/2025) sekitar pukul 08.30 WITA, Unit Reskrim Polsek Gambut mendapatkan informasi keberadaan pelaku di rumahnya di Jalan A. Yani Km 15,200, Gambut. Pelaku langsung diamankan tanpa perlawanan.
“Setelah ditunjukkan rekaman CCTV, pelaku mengakui perbuatannya. Kami juga menyita barang bukti berupa amplifier dan besi yang digunakan untuk mencongkel pintu koperasi sekolah,” jelas Kanit Reskrim.
Selain itu, polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti lain, di antaranya pakaian yang dikenakan pelaku saat beraksi, gagang pintu sekolah yang rusak, serta rekap daftar barang ruangan MAN 3 Banjar.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara.
Dari pengakuan pelaku, uang tersebut digunakan untuk Judi Online (judol).






