Martapura, matarakyat.co.id – Insiden mengharukan terjadi saat rombongan Anggota DPRD Kabupaten Banjar melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Aluh-Aluh, Selasa (24/6/2025) pagi.
Kunjungan tersebut dilakukan menyusul robohnya bangunan rawat inap puskesmas yang selama ini menjadi andalan masyarakat.
Di tengah proses peninjauan, seorang anak berusia sekitar 4 hingga 5 tahun mendadak mengalami kejang. Ironisnya, anak tersebut seharusnya mendapat perawatan di ruang rawat inap, namun ruangan itu sudah tidak dapat digunakan karena mengalami keruntuhan.
Tangis haru mewarnai suasana ketika keluarga pasien tak kuasa menyaksikan kondisi sang anak yang terbaring lemah di ruang depan puskesmas.

Keluarga mengaku kepada awak media bahwa mereka berasal dari kalangan tidak mampu dan kebingungan mencari alternatif pertolongan medis yang layak.
Beruntung, para wakil rakyat yang berada di lokasi segera merespons. Petugas puskesmas dibantu anggota DPRD memberikan pertolongan pertama dengan memasang infus pada pasien kecil tersebut, sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Ratu Zalecha Martapura untuk mendapatkan penanganan lanjutan.
Anggota DPRD Banjar dari Daerah Pemilihan (Dapil) III, Febrianor Rahman, yang turut menyaksikan langsung peristiwa tersebut menyampaikan keprihatinan mendalam.
“Saya berharap ini menjadi pelajaran besar. Kelayakan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas Aluh-Aluh tidak bisa ditawar. Dalam situasi darurat, tindakan cepat sangat krusial agar tidak mengancam nyawa seperti yang kita lihat hari ini,” tegas Politikus PPP tersebut.
Senada, Anggota DPRD lainnya dari dapil yang sama, Saidi, menyatakan akan segera menindaklanjuti kejadian ini dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang direncanakan digelar pada malam Sabtu mendatang.
“Kita semua prihatin atas musibah ini. Hari ini kita menyaksikan langsung bagaimana pasien, seorang anak kecil, terpaksa dirawat di tempat yang tidak memadai karena bangunan ambruk. Ini bukan hanya musibah, tapi juga alarm untuk segera bertindak,” ujar Saidi.
Lebih jauh, Saidi juga menyoroti pentingnya keberadaan rumah sakit di wilayah Aluh-Aluh, mengingat luasnya cakupan layanan Puskesmas yang melayani hingga 19 desa, bahkan beberapa wilayah perbatasan seperti Tabunganen, Kabupaten Barito Kuala.
“Fasilitas kesehatan di sini sudah sangat mendesak. Kami berharap dalam lima tahun ke depan, sesuai visi-misi Bupati Banjar melalui Banjar SIGAR, wilayah Aluh-Aluh bisa memiliki rumah sakit sendiri,” tutupnya.