Kabupaten Banjar, matarakyat.co.id – Menanggapi insiden tragis yang menewaskan satu orang dan melukai satu lainnya di Desa Sungai Sipai, Kabupaten Banjar yang diduga bermula dari interaksi melalui aplikasi MiChat.
Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Banjar mengajak masyarakat untuk melakukan refleksi mendalam terhadap dampak sosial dari perkembangan teknologi digital.
Sekretaris LDNU Banjar, M. Ali Syahbana, menegaskan bahwa permasalahan bukan terletak pada teknologi itu sendiri, melainkan pada menurunnya kualitas nilai dan kurangnya penguatan iman dalam kehidupan sehari-hari.
“Teknologi tidak salah. Tapi jika nilai-nilai kita tidak ikut mengiringi perubahan zaman, yang lahir bukan kemajuan, tapi kebingungan,” ujarnya, Rabu (6/8/2025).
Ali menjelaskan bahwa NU sejak lama berpegang pada prinsip al-muhāfaẓah ‘ala al-qadīm aṣ-ṣāliḥ wa al-akhdzu bi al-jadīd al-aṣlaḥ (menjaga yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik). Prinsip ini, kata dia, sangat relevan dalam menyikapi derasnya arus digitalisasi, terutama di kalangan generasi muda.
“Kita tidak menolak teknologi. Tapi nilai-nilai dasar seperti iman, etika, dan tanggung jawab harus tetap menjadi penuntun. Dunia digital itu luas, namun tanpa pagar moral,” tegasnya.
LDNU Banjar juga mengajak semua pihak, mulai dari keluarga, tenaga pendidik, hingga tokoh agama, untuk aktif membimbing generasi muda agar memiliki kesadaran dalam bermedia secara sehat bukan hanya dari aspek teknis, tetapi juga secara etis dan spiritual.
“Masalah ini bukan sekadar tentang satu aplikasi. Ini tentang bagaimana kita menyikapi zaman dengan hati yang jernih dan akal sehat yang tetap menjaga nilai,” tutup Ali.