Martapura, matarakyat.co.id – Kejaksaan Negeri (Kejari) Banjar terus memperluas jangkauan program Jaksa Masuk Sekolah (JMS) dengan meluncurkan inovasi baru bertajuk JMS Hybrid Learning.
Program ini mendapat sambutan antusias dari sedikitnya 75 sekolah tingkat SMP sederajat, baik negeri, swasta, maupun pondok pesantren.
Kasi Intel Kejari Banjar, Robert Iwan Kandun, menjelaskan program tersebut digagas bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Banjar serta Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (DKISP).
“Permintaan sekolah untuk mengikuti JMS sangat tinggi, sementara dari Kejaksaan RI program ini hanya berlangsung empat kali setahun. Karena itu, kami membuat terobosan sistem hybrid agar lebih banyak siswa bisa terlibat,” ujarnya, Selasa (16/9/2025).
Dengan sistem hybrid, satu sekolah dijadikan lokasi utama kegiatan, sementara empat sekolah lainnya mengikuti secara daring melalui Zoom.
Rangkaian program ini dijadwalkan 15 kali pertemuan, dilaksanakan setiap dua minggu sekali.
Materi yang disampaikan tidak hanya seputar kenakalan remaja, tetapi juga pengenalan profesi jaksa.
“Banyak anak-anak hanya mengenal polisi dan TNI, padahal jaksa juga memiliki peran penting dalam penegakan hukum,” tambah Robert.
Sementara itu, Elita Putri, Kasubsi I Intelijen Kejari Banjar, menekankan bahwa sasaran utama adalah siswa SMP sederajat karena berada pada masa transisi menuju remaja dewasa, sehingga lebih mudah menerima pemahaman baru.
Program yang sudah dimulai sejak Februari 2025 ini akan berakhir pada 25 September mendatang.
Dua pertemuan terakhir dijadwalkan di Darul Hijrah Putri Martapura (18 September) dan Darussalam Martapura (25 September), dengan melibatkan total 10 sekolah.
Pendanaan kegiatan sebagian ditanggung oleh Kejaksaan RI dan difasilitasi oleh Disdik Banjar.
Respon positif dari para siswa maupun pihak sekolah menjadi motivasi Kejari Banjar untuk terus mengembangkan JMS Hybrid Learning di masa mendatang.