Martapura, matarakyat.co.id – Memperingati 10 Muharram atau yang dikenal sebagai Hari Asyura, warga Desa Tunggul Irang Seberang, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar kembali melaksanakan tradisi tahunan dengan membagikan uang kepada anak-anak, Minggu (6/7/2025).
Kegiatan ini berlangsung sejak usai Salat Subuh hingga menjelang pukul 09.00 WITA.
Suasana desa tampak hidup sejak pagi hari. Anak-anak berdatangan dengan ceria, menyusuri gang-gang dan halaman rumah warga yang siap memberikan uang secara sukarela.
Tradisi ini bukan sekadar seremonial, melainkan telah mengakar kuat sebagai bentuk kepedulian sosial dan rasa syukur masyarakat.
Ali Haydar, salah satu warga setempat, mengatakan bahwa kegiatan ini telah berjalan turun-temurun.
“Bagi-bagi uang tersebut dimulai sesudah Salat Subuh sampai pukul 09.00 Wita,” ujarnya.
Menurutnya, tradisi ini bukan hanya dijalankan oleh kalangan berada saja, tetapi juga oleh warga ekonomi menengah bahkan menengah ke bawah.
“Yang berbagi ini bukan hanya orang ekonomi ke atas. Tapi juga menengah, bahkan yang pas-pasan pun ikut memberi. Niatnya untuk berbagi rezeki,” kata Ali.
Ia menyebut semangat saling memberi itu yang membuat tradisi ini tetap hidup hingga sekarang.
Menariknya, pemberian uang ini tidak hanya dikhususkan untuk anak yatim. Semua anak-anak desa yang datang, tanpa memandang latar belakang, berhak mendapatkannya.
“Anak-anak yang orang tuanya lengkap juga kebagian, bebas aja,” jelas Ali.
Selain membagi uang, warga juga Juga membagikan bubur asyura, makanan khas yang biasa disajikan setiap 10 Muharram. Nasi, mie instan dan minuman.
Kegiatan ini tidak hanya mempererat tali silaturahmi antarwarga, tapi juga menjadi momen edukatif bagi anak-anak tentang pentingnya berbagi dan menyayangi sesama. Banyak orang tua yang sengaja mengajak anaknya agar belajar nilai-nilai sosial sejak dini.
Tradisi ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi warga desa tetangga. Beberapa di antaranya datang ke Tunggul Irang Seberang untuk menyaksikan dan ikut merasakan suasana hangat perayaan 10 Muharram di sana.
Dengan semangat berbagi yang tulus dari semua lapisan masyarakat, peringatan 10 Muharram di Desa Tunggul Irang Seberang menjadi contoh bahwa tradisi lokal bisa menjadi kekuatan sosial yang menginspirasi.