Banjarbaru,matarakyat.co.id – Di tengah peringatan Hari Kartini yang jatuh setiap 21 April, perhatian masyarakat sering terpusat pada simbol-simbol perayaan seperti kebaya dan lomba-lomba bertema emansipasi.
Namun, di balik euforia itu, generasi muda Indonesia mulai angkat suara, membawa semangat Kartini ke medan perjuangan yang nyata: pendidikan.
Noor Zaidah, calon ketua Kopri PKC PMII Kalimantan Selatan, tampil sebagai salah satu representasi generasi muda yang meneruskan estafet perjuangan Kartini.
Bagi Zaidah, pendidikan bukan sekadar isu, melainkan fondasi utama menuju kemajuan bangsa.
“Pendidikan bukan hanya menyelamatkan generasi dari kebodohan, tapi juga dari rantai kemiskinan, perbudakan, dan pendeknya pola pikir,” katanya.
Pernyataan Zaidah mencerminkan keprihatinan atas data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi per September 2024, yang mencatat jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kalimantan Selatan mencapai 68 ribu. Angka ini menjadi tamparan keras bagi daerah yang sedang menuju era modernisasi, namun masih menyisakan ribuan anak tanpa akses pendidikan.
Reja Fahlevi, akademisi dari Universitas Lambung Mangkurat, menambahkan bahwa tingginya angka ATS bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga sosial dan budaya.
“Kurangnya dukungan sosial serta pola pikir yang menyepelekan pentingnya pendidikan masih menjadi masalah mendasar,” ujarnya.
Bagi Zaidah dan rekan-rekannya di kalangan muda, fakta ini tidak bisa didiamkan. Ia menyerukan agar pemerintah provinsi Kalimantan Selatan menjadikan pendidikan sebagai prioritas yang bukan hanya formalitas.
“Tanpa pendidikan yang merata dan berkualitas, mimpi Indonesia Emas 2045 hanya akan jadi ilusi,” tegasnya.
Perjuangan hari ini bukan lagi soal membuka pintu sekolah bagi perempuan seperti di masa Kartini, melainkan memastikan setiap anak Indonesia tanpa terkecuali memiliki hak yang sama untuk bermimpi dan menggapainya.
Semangat Kartini kini hidup dalam sosok-sosok muda seperti Noor Zaidah, yang tidak hanya berbicara tentang perubahan, tetapi juga menggerakkannya.