Martapura, matarakyat.co.id – Beranggotakan sebanyak 30 orang, komunitas Teduh Pikir, yang merupakan wadah bagi para pemuda dengan minat yang sama, khususnya pada falsafah kehidupan.
Teduh pikir adalah komunitas pemuda yang punya ketertarikan tentang falsafah kehidupan. Kata falsafah berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang berarti hakikat kebenaran.
Falsafah atau filsafat adalah pemusatan pikiran untuk menemukan kepribadian manusia yang di dalamnya terdapat kesungguhan.
Founder Teduh Pikir, Ali Syahbana mengatakan, kegiatan kali ini mengusung tema “Alter Ego: Aku yang Lain”, yang secara filosofis berarti sisi lain dari diri kita, atau kepribadian yang berbeda.
“Melalui tema ini, peserta diajak untuk menggali potensi diri dan memanfaatkan sisi ideal masing-masing untuk menunjang kehidupan,” ujar Ali, Jumat (6/12/2024) di Basecamp Teduh Pikir di Sekumpul Ujung.
Kata dia, kegiatan ini menekankan bahwa setiap individu memiliki potensi tersembunyi yang dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan hidup.
“Dengan menggali dan memanfaatkan potensi tersebut, seseorang dapat menjadi versi terbaik dirinya, di mana pun dan kapan pun. Kita berusaha memunculkan sosok ideal dalam diri kita,” ungkapnya.
Pada malam ini, kegiatan tidak hanya mencakup materi dan praktek, tetapi juga pembentukan kepengurusan. Kegiatan ini dibuat agar dapat berjalan secara rutin, yakni setiap dua minggu sekali.
“Tujuannya adalah menciptakan manusia-manusia unggulan. Pemuda sebagai sumber daya perlu terus didukung hingga mereka berhasil mencapai mimpi dan cita-citanya,” jelasnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh peserta dari berbagai wilayah, seperti Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Balangan, hingga Kota Banjarmasin.
Dalam diskusi, kami menggabungkan filsafat Timur dan Barat untuk mencapai kesuksesan yang harmonis.
“Filsafat Barat mengajarkan ambisi, sementara filsafat Timur menekankan harmoni. Tanpa keseimbangan, ambisi yang berlebihan bisa membawa kekacauan. Kita berharap peserta menjadi sukses secara batin, fisik, dan karir,” bebernya.
Kegiatan ini merupakan pertemuan ketiga sejak berdirinya Teduh Pikir pada 24 September 2024. Ke depan, kata Ali komunitas ini merencanakan acara yang lebih besar, melibatkan organisasi kepemudaan dan tokoh-tokoh pemuda dari berbagai daerah.
“Metode diskusi kita bersifat timbal balik, di mana peserta tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga aktif bertanya dan mencari benang merah,” tambahnya.
Hingga kini, Teduh Pikir telah memiliki 30 anggota aktif, dengan jumlah yang terus bertambah setiap minggunya. Antusiasme tinggi juga datang dari luar Kalimantan, di mana beberapa pihak meminta komunitas ini mengadakan kegiatan di daerah mereka.
“Harapan kami adalah membangun sumber daya muda yang unggul. Kita harus berani menantang zaman, tidak menyerah, dan terus berjuang. Sumber daya manusia muda ini adalah warisan yang tak ternilai,” pungkasnya.
Kegiatan seperti ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkembang dan menciptakan perubahan positif di masyarakat.