Banjarbaru, matarakyat.co.id – Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru kembali mengimbau sekolah-sekolah untuk tidak menggelar acara perpisahan secara berlebihan.
Kepala Dinas Pendidikan Banjarbaru, Dedy Sutoyo, menegaskan bahwa perpisahan tidak termasuk dalam kalender akademik dan kerap kali justru membebani orang tua murid secara finansial.
“Sudah dua tahun terakhir kami melarang kegiatan perpisahan yang berlebihan di sekolah. Berdasarkan survei ke masyarakat, sebagian besar orang tua merasa terbebani dengan biaya yang dikeluarkan,” ujar Dedy kepada wartawan, Kamis (2/5/2025).
Menurutnya, kegiatan perpisahan seharusnya dilaksanakan dengan sederhana, tanpa membebani orang tua murid. Dinas Pendidikan pun telah mengeluarkan edaran agar sekolah-sekolah melaksanakan kegiatan perpisahan secara lebih bijak.
“Kalau ada dana yang terkumpul, sebaiknya dialihkan untuk membantu sekolah. Misalnya, membangun toilet atau fasilitas lain yang bermanfaat sebagai kenang-kenangan dari alumni,” jelas Dedy.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya akan mengambil langkah tegas jika menemukan sekolah yang mengabaikan imbauan tersebut.
“Kami akan memanggil kepala sekolahnya dan memberikan pembinaan. Kami juga mengingatkan peran komite sekolah dan paguyuban orang tua agar tidak memaksakan keinginan mengadakan perpisahan mewah,” ujarnya.
Terkait sanksi, Dedy menyebutkan akan melihat terlebih dahulu tingkat pelanggaran yang dilakukan.
“Kalau sampai ke pemecatan, tentu akan ditimbang sesuai aturan yang berlaku. Tapi harapannya, semua pihak bisa memahami bahwa larangan ini tidak hanya berlaku di Banjarbaru, tetapi juga menjadi isu nasional,” ucapnya.
Ia menutup dengan mengingatkan bahwa kegiatan perpisahan yang berlebihan berpotensi mencoreng marwah pendidikan.
“Kami tidak ingin guru-guru sampai jadi bahan olok-olok karena acara perpisahan yang dinilai terlalu mahal,” pungkasnya.