Martapura, matarakyat.co.id – Ketua Pokdarkamtibmas Bhayangkara Kalimantan Selatan, Warhamni, menyampaikan apresiasinya terhadap peluncuran program Desa Bersinar (Bersih Narkoba) yang dicanangkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI di Desa Indrasari, Martapura, Senin (3/11/2025).
Deklarasi tersebut dihadiri ribuan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se-Kalimantan Selatan, serta jajaran pejabat seperti Gubernur Kalsel, Kapolda Kalsel Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, Kepala BNN Provinsi, Ketua DPRD Kalsel, dan unsur Forkopimda. Turut hadir pula Wakil Bupati Banjar Habib Idrus Al Habsyi mewakili pemerintah daerah.
Warhamni menilai langkah pemerintah pusat dan daerah ini menunjukkan keseriusan dalam menekan angka penyalahgunaan narkoba.
“Kami mengapresiasi komitmen kuat pemerintah dalam memberantas narkoba hingga ke tingkat desa,” ujarnya.
Menurutnya, Kalimantan Selatan masih menghadapi tantangan serius, karena berdasarkan data nasional, provinsi ini menempati peringkat ke-9 dalam kasus penyalahgunaan narkotika.
Bahkan, belum lama ini Polda Kalsel mengungkap kasus besar dengan barang bukti mencapai 16 kilogram sabu di wilayah Kabupaten Banjar.
Ia menegaskan, upaya memberantas narkoba tidak bisa dibebankan hanya pada aparat penegak hukum.
“Ini tanggung jawab bersama — bukan hanya Polri dan BNN, tapi juga pemerintah daerah, tokoh agama, masyarakat, hingga kepala desa,” tegas Warhamhu.
Dalam waktu dekat, lanjutnya, setiap desa di Kalimantan Selatan akan membentuk Satuan Tugas Anti Narkoba bekerja sama dengan BNN provinsi maupun kabupaten/kota.
Satgas ini beranggotakan sekitar 20 relawan dari unsur masyarakat, pemuda, dan ulama yang bertugas melakukan pencegahan, deteksi dini, serta edukasi bahaya narkoba.
Selain itu, Warhamni mendorong tokoh agama agar turut berperan aktif melalui dakwah dan khutbah Jumat dengan menyisipkan pesan bahaya narkoba dan penyalahgunaan lem yang kerap menjadi pintu awal bagi remaja.
“Pemakai juga perlu dibina, baik pengguna narkoba maupun penyalahguna lem. Sinergi antara pemerintah desa, perangkat desa, dan masyarakat mutlak diperlukan,” katanya.
Menurutnya, pencegahan sejak dini menjadi langkah paling efektif. Karena itu, sekolah dan pondok pesantren perlu rutin mendapatkan sosialisasi mengenai dampak narkoba dari sisi kesehatan, sosial, maupun agama.
Warhamni menegaskan, tujuan akhir dari program Desa Bersinar ini adalah menciptakan lingkungan desa yang aman, tertib, dan bebas narkoba, sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto untuk memberantas narkoba sampai ke akar-akarnya.
“Harapan kita, posisi Kalsel yang kini di peringkat sembilan bisa turun, dan peredaran narkoba semakin berkurang,” tutupnya.






