Martapura, matarakyat.co.id – Suasana berbeda menyelimuti Ruang Perawatan Anak RSUD Ratu Zalecha Martapura pada Jumat (27/6/2025), bertepatan dengan 1 Muharam 1447 Hijriah.
Di tengah aktivitas medis yang biasanya diwarnai suara alat kesehatan dan langkah sigap para perawat, hari itu tercipta momen mengharukan yang menghangatkan hati.
Di hari istimewa Tahun Baru Islam tersebut, kebahagiaan sederhana hadir bagi salah satu pasien anak, Firda Naura, yang genap berusia satu tahun.
Sayangnya, ulang tahun pertamanya harus dilalui di rumah sakit lantaran masih menjalani perawatan intensif.
Namun, di luar dugaan sang ibu, perawat dan tenaga kesehatan memberikan kejutan yang menyentuh hati.
Kepala Ruang Rawat Anak, Asmawati, bersama Kasi Mutu Keperawatan, Soliyanti, serta sejumlah perawat mendatangi ruang perawatan Firda dengan membawa kue ulang tahun berhias warna cerah, lengkap dengan boneka berbulu lembut sebagai hadiah.
Sang ibu yang awalnya duduk termenung di samping ranjang Firda tampak terkejut. Matanya berkaca-kaca, sebelum akhirnya tangis haru pecah.
Tangisan itu bukan karena kesedihan, melainkan rasa terharu, ia tak menyangka di tengah suasana penuh kekhawatiran, masih ada kepedulian dan kasih tulus yang hadir untuk putrinya.
“Saya benar-benar tidak menduga. Saya pikir ulang tahun Firda tahun ini akan berlalu tanpa perayaan. Ternyata para perawat begitu peduli. Ini sangat berarti bagi kami,” ucap sang ibu dengan suara bergetar, Senin (30/6/2025).
Asmawati, yang akrab disapa Asma, memegang tangan sang ibu dan menatapnya dengan empati.
“Jangan bersedih, Bu. Meski Firda sedang dirawat, dia tetap berhak merasa bahagia. Kami di sini bukan hanya untuk mengobati, tapi juga ingin memastikan anak-anak merasa dicintai dan diperhatikan,” ujarnya lembut.
Ruang perawatan pun dipenuhi senyum. Firda, meski masih lemah, tampak tersenyum malu sambil memeluk boneka barunya. Para perawat turut larut dalam kebahagiaan sederhana yang tercipta siang itu.
Di tengah suasana haru tersebut, Asmawati juga memperkenalkan program inovatif yang tengah dikembangkan di ruang anak, yaitu Bantu Anak Tumbuh dan Berkembang melalui Ruang Bermain dan Edukasi (BATU RUBI).
Menurutnya, ide BATU RUBI muncul dari keprihatinan terhadap anak-anak yang harus dirawat dalam waktu lama. Mereka kerap kehilangan kesempatan bermain, belajar, dan bersosialisasi sebagaimana anak-anak pada umumnya.
“Kami ingin rumah sakit menjadi tempat yang ramah anak. Melalui BATU RUBI, anak-anak dapat tetap bermain dan belajar meski dalam kondisi sakit. Ini penting untuk menjaga semangat dan perkembangan mereka,” jelas Asmawati.
Program BATU RUBI akan dilengkapi dengan berbagai permainan edukatif, buku cerita, perlengkapan menggambar, hingga aktivitas kreatif yang dibimbing oleh tenaga medis.
Diharapkan, anak-anak seperti Firda dapat tetap merasa nyaman, aman, dan termotivasi selama menjalani perawatan.
Soliyanti menambahkan bahwa inovasi seperti BATU RUBI sangat penting dalam mendukung proses penyembuhan anak secara menyeluruh.
“Anak yang bahagia akan lebih cepat pulih. Dengan pendekatan ini, kami ingin anak-anak tidak merasa terasing saat dirawat,” ucapnya.
Hari itu, sang ibu tampak berkali-kali mengusap air mata, namun kali ini dengan senyum di wajahnya.
Momen kecil tersebut menjadi pengingat bahwa di balik kesibukan para tenaga medis, tersimpan ketulusan yang luar biasa.
“Terima kasih banyak. Saya merasa tidak sendirian di sini. Terima kasih sudah membuat ulang tahun Firda tetap berarti, meskipun dirayakan di rumah sakit,” tuturnya lirih sambil memeluk boneka hadiah untuk putrinya.
Peristiwa sederhana itu menyampaikan pesan yang mendalam: merawat tidak hanya soal mengobati penyakit, tetapi juga tentang menghadirkan harapan, kebahagiaan, dan rasa cinta, terutama bagi pasien-pasien kecil yang tengah berjuang.