Tanah Laut, Matarakyat.co.id — Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga / Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI menggelar kegiatan Sosialisasi Program Bangga Kencana di Desa Muara Kintap, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Sabtu siang (27/9/2025).
Acara ini dihadiri ratusan peserta dan menghadirkan sejumlah narasumber penting, antara lain:
Hj. Mariana, S.AB., M.M., Anggota DPR RI Komisi IX, Martin Suanta, S.E., M.Si, Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk Kemendukbangga/BKKBN Pusat,
Farah Adibah, S.IP., M.Si, Kepala Perwakilan Kemendukbangga Provinsi Kalimantan Selatan,
Jami’ah, S.Sos, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Data dan Informasi Dinas P3AP2KB Kabupaten Tanah Laut.
Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB, kemudian dilanjutkan sesi pemaparan materi dari para narasumber terkait peran strategis Program Bangga Kencana dalam pembangunan keluarga dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Dalam sambutannya, Hj. Mariana menekankan bahwa perencanaan keluarga bukan hanya pengendalian jumlah kelahiran, melainkan fondasi utama dalam mewujudkan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkualitas.
“Perencanaan keluarga adalah langkah awal menciptakan kesejahteraan rumah tangga. Dengan perencanaan matang, orang tua dapat mempersiapkan kesehatan, pendidikan, dan gizi anak sejak dini. Hal ini sangat penting untuk mencegah stunting dan meningkatkan kualitas SDM di masa depan,” jelas Mariana.
Ia juga menegaskan, Program Bangga Kencana hadir untuk membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya keluarga berencana yang selaras dengan pembangunan nasional. Keluarga yang terencana dengan baik akan lebih siap menghadapi tantangan global dan mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang tangguh serta berdaya saing.
Sementara itu, Farah Adibah menyoroti pentingnya dukungan terhadap Program Presiden melalui 5 Program Quick Win Kemendukbangga, termasuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk kelompok sasaran 3B (Balita, Baduta, dan Bumil).
“Kami berkomitmen memperjuangkan pemerataan MBG di seluruh daerah, terutama bagi keluarga kurang mampu. Tujuannya untuk mencegah stunting sejak dini dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal,” ujarnya.
Farah menyebutkan, terdapat 12.524 keluarga sasaran dalam program Genting, yang meliputi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia di bawah dua tahun. Bantuan diberikan dalam bentuk nutrisi (makanan siap santap kaya protein hewani) serta non-nutrisi seperti perbaikan jamban, akses air bersih, dan edukasi keluarga.
Jami’ah menjelaskan bahwa Program Bangga Kencana merupakan rebranding dari Program KKBPK (Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga), dengan menjadikan keluarga sebagai fokus utama pembangunan.
Program ini menekankan perencanaan keluarga, kesehatan reproduksi, dan pendidikan, serta membutuhkan sinergi semua pihak: pemerintah, komunitas, dunia usaha, akademisi, dan media.
Capaian indikator kependudukan dan KB Kabupaten Tanah Laut pada 2024 menunjukkan:
TFR (Total Fertility Rate): 2,20
ASFR (Age Specific Fertility Rate) 15–19 tahun: 23,8% Indeks Pengasuhan Keluarga Remaja: 86,3% Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK): 63,2%
Martin Suanta dalam paparannya menjelaskan bahwa BKKBN kini telah bertransformasi menjadi kementerian namun tetap mempertahankan fungsi utama dalam mengawal program KB.
“Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, SDM harus unggul dan berkualitas. Masalah stunting, kemiskinan, dan pengangguran harus segera ditangani. Saat ini Indonesia menghadapi aging population, sehingga pemerintah perlu menyiapkan strategi jangka panjang,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa tingkat kelahiran telah menurun signifikan dibandingkan masa lalu, menandakan keberhasilan program keluarga berencana dalam dua dekade terakhir.