Martapura, matarakyat.co.id — Upaya percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Banjar terus dilakukan secara masif dan terintegrasi. Salah satunya melalui kegiatan Rembuk Stunting yang digelar di Aula Kantor Desa Angkipih, Kecamatan Paramasan, pada Jumat (11/4/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari pelaksanaan konvergensi penurunan stunting tahun 2025, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di tingkat kecamatan hingga desa.
Hadir dalam kegiatan tersebut Camat Paramasan Muhammad Farid, Kepala Seksi Pembelajaran Masyarakat Disransyah, Tim Puskesmas Paramasan, para pendamping desa, tenaga ahli dari Kabupaten Banjar, serta seluruh kader kesehatan Desa Angkipih.
Dalam sambutannya, Camat Muhammad Farid menekankan pentingnya pencegahan pernikahan dini, khususnya bagi remaja putri di wilayah Desa Angkipih.
“Kami berharap masyarakat, terutama para orang tua, tidak menikahkan anaknya di usia dini. Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan kader kesehatan di desa agar tidak terjadi kegagalan dalam membina rumah tangga, serta untuk memastikan anak yang dilahirkan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal,” ujarnya.
Sementara itu, M. Irfan, ahli gizi dari Puskesmas Paramasan, menyampaikan bahwa rembuk stunting ini bertujuan memperkuat koordinasi lintas sektor dalam mengoptimalkan berbagai program intervensi.
“Dengan sinergi lintas sektor, kita harapkan program-program intervensi gizi dan kesehatan dapat berjalan lebih maksimal dan tepat sasaran,” ungkap Irfan.
Tenaga Ahli Kabupaten Banjar, M. Fahridi Ahyar, mengungkapkan bahwa skor konvergensi stunting di Desa Angkipih saat ini mencapai 93,13%. Meski demikian, ia menyoroti masih rendahnya skor pada layanan untuk ibu hamil dan ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK), yakni hanya 36,36%.
Lebih lanjut, Fahridi memaparkan data keluarga berisiko stunting di Desa Angkipih berdasarkan Triwulan IV tahun 2024.
Tercatat sebanyak 31 keluarga masuk dalam kategori rentan dan berisiko stunting. Dari jumlah tersebut, 12 keluarga teridentifikasi memiliki risiko tinggi, sementara 19 lainnya tergolong normal.
Dalam hal pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK), tercatat sebanyak 20 keluarga telah ditargetkan menerima layanan. Dari jumlah tersebut, 17 keluarga atau sekitar 85% telah mendapatkan pendampingan intensif.
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat langkah bersama menuju generasi yang lebih sehat dan bebas stunting.
Penulis : WA
Editor : MR
Sumber Berita : Info Publik